LAPORAN PENDAHULUAN
A.
Definisi
Intranatal care adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir dan ataujalan lain. (
Rustam Muchtar , 1998 )
Intranatal care adalah serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman sastrawinata
,1983
Pada pre – eklampsi sering terjadi
peningkatan tekanan darah disertai protein urine akibat kehamilan terutama pada
komplikasi primigravida terjadi setelah usia 20 – 40 minggu kecuali jika
terjadi penyakit trofoblastik
Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. Anatomi
Fisiologi
1
Anatomi Fisiologi
Alat
Reproduksi Bagian Dalam
Alat reproduksi bagian dalam wanita
terdiri atas ovarium (kandung telur), tuba fallopi atau oviduk (saluran telur),
dan vagina (saluran kelamin).
1.
Ovarium
Ovarium
berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut, yaitu tepatnya di sebelah
kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel telur
atau ovum dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron dan . Ovarium
dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel. Setiap
folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan
sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk
bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai penyedia
makanan dan pelindung bagi sel telur yang sedang mengalami pematangan.
2.
Tuba Fallopi
Tuba
fallopi yang lazim disebut sebagai oviduk berjumlah sepasang. Tuba fallopi ini
merupakan suatu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Tuba
fallopi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ismus yang merupakan bagian
tuba fallopi yang terletak dekat uterus atau rahim, ampula, yaitu daerah
yang berbentuk lengkungan yang terletak di atas ovarium, dan infudibulum, yaitu
daerah pangkal tuba fallopi yang berbentuk corong (fimbria). Pangkal tuba fallopi
yang berbentuk corong disebut pula infudibulum. Infudibulum mengandung
tonjolan-tonjolan seperti kaki cumi-cumi yang berjumbai-jumbai disebut
fimbriae. Fimbriae ini berperan untuk menangkap ovum. Ovum yang telah ditangkap
fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopi.
Dengan adanya gerak
peristaltik serta dinding tuba fallopi yang bersilia, ovum kemudian diangkat
menuju rahim. Dengan demikian, tuba fallopi memiliki beberapa fungsi, yaitu
untuk menyalurkan ovum menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok bagi
proses pembuahan dan perkembangan telur sebelum fertilisasi terjadi.
3.
Uterus
Uterus
lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari satu ruang yang disebut
simpleks. Uterus ini berbentuk seperti buah pear dan berotot cukup tebal. Pada
wanita-wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang rahimnya adalah 7 cm
dengan lebar antara 4 cm sampai 5 cm. Pada rahim bagian bawah bentuknya
mengecil dan dinamakan serviks uterus, sedangkan bagian yang lebih besar
disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada manusia dan mamalia tersusun
atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, meiometrium, dan endometrium. Pada
lapisan endometrium dihasilkan banyak lendir, serta terdapat banyak pembuluh
darah. Lapisan endometrium ini mengalami proses penebalan dan akan mengelupas
setiap bulannya apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi (tertanam).
Uterus ini merupakan tempat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Di samping itu, rahim
juga terbagi atas tiga bagian, yaitu fundus, bagian paling atas yang
berdekatan dengan saluran telur, ismus bagian tengah rahim, dan serviks
yang sering kali disebut sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah dan
tersempit, yang memanjang sampai vagina.
4.
Vagina
merupakan
bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti tabung dilapisi dengan otot
yang arahnya membujur ke arah bagian belakang dan atas. Bagian dinding vagina
lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat banyak
lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna untuk mempermudah jalannya
proses kelahiran bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang
dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar
bartholi. Vagina ini merupakan organ persetubuhan (kopulasi) pada wanita.
Alat Reproduksi Bagian Luar
Alat reproduksi
bagian luar pada wanita disebut vulva, terdiri atas labia mayora, mons pubis,
labia minora, organ klitoris, orificium uretra, dan himen (selaput dara). Labia
mayora adalah bibir bagian luar dari vagina yang tebal dan berlapiskan lemak,
sedangkan mons pubis merupakan bagian tempat bertemunya dua bibir vagina dengan
bagian atas yang terlihat membukit. Labia minora atau bibir kecil, yaitu
sepasang lipatan kulit pada vagina yang halus dan tipis serta tidak mengandung
lapisan lemak.
Organ klitoris,
merupakan bagian vagina yang berbentuk tonjolan kecil yang sering kali disebut
klentit. Adapun orificium uretra adalah muara saluran kencing yang letaknya
tepat di bawah organ klitoris. Di bagian bawah saluran kencing yang
mengelilingi tempat masuk ke vagina, terdapat himen yang dikenal dengan nama
selaput darah
C.
Etiologi
Ada 2 kategori
pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang berperan dalam
persalinan :
1.
Factor Hormonal yang menyebabkan kontraksi uterus
-
Rasio
estrogen
-
Pengaruh
eksitosin
-
Pengaruh
hormonal fetus
2.
Faktor mekanis
-
Regangan
otot-otot uterus
-
Regangan
atau iritasi serviks
D.
Jenis persalinan persalinan
1. Persalinan spontan
Persalinan(partus
spontan) adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri
tanpa alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan
lahir.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan
tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang
diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan
E.
Tanda-tanda persalian
1. Terasa nyeri di
selangkangan
Anda akan merasakan nyeri di bagian
selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun
ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih,
ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada perut,
mulas, sering buang air besar, dan buang angin.
2. Sakit pada panggul
dan tulang belakang.
Anda akan merasakan sakit berlebih pada
panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran
dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.
3. Keluarnya Lendir
Kental Bercampur Darah
Selama kehamilan bayi anda tersumbat
dalam rahim oleh mucus (gumpalan lendir yang lengket pada leher rahim). Saat
persalinan dimulai dan cervix mulai membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada
saat bersamaan, membran yang mengelilingi bayi anda dan cairan amniotik agak
memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak
bagai cairan lengket berwarna merah muda ini merupakan tanda anda segera akan
menjalani proses persalinan.
4. Kontraksi
Adalah tidak biasa bisa suatu persalinan
diawali dengan kontraksi yang kuat. Mulanya, kontraksi tersasa seperti sakit
pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut.
Beberapa menggambarkannya mirip dengan mulas saat haid. Saat mulas bergerak
kebagian perut dengan tangan dapat anda rasakan bagian perut tersebut mengeras.
Kejangnya mirip kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu), namur terasa
teratur, semakin seiring dengan kemajuan proses persalinan. Rahim tersusun oleh
otot-otot longitudinal involuntary, yaitu otot-otot yang tak dapat anda kontrol
sesuka hati. Selama proses melahirkan, otot-otot tersebut semakin menebal dan
memendek seiring dengan setiap kontraksi, dan saat itu juga otot-otot itu
berangsur-angsur berhenti menipis, atau menghapus cervix. Proses ini berlanjut
hingga pembukaan cervix menjadi penuh, ukuran lebarnya antara 8-10 cm. Dewasa
ini besarnya bukaan tidak lagi diukur dengan jari. Lima jari berarti bukaan
penuh.
5. Pecahnya Air
Ketuban
Pada beberapa kasus, membran masih utuh
hingga akhir tahap pertama persalinan. Kemudian, desakan kontraksi dan tekanan
kepala bayi anda pada mulut cervix menyebabkan pecahnya air ketuban. Saat air
ketuban mulai bocor, anda akan merasakan semburan air atau hanya rembesan,
namun persitiwa sebenarnya pecahnya air ketuban tidak terasa, karena membran
tidak memiliki syaraf. Tugasnya adalah menampung dua liter air amniotik steril,
yang saat keluar sekaligus juga membersihkan jalur persalinan. Seiring dengan
pecahnya membran, proses melahirkan akan berlangsung cepat. Kepala bayi akan
berusaha keras menekan cervix, untuk membukanya dan merangsang pelepasalan
prostaglanding untuk memacu kontraksi anda.
F.
Cara menolong persalinan normal
1. Menyiapkan Alat
Pertolongan Persalinan
Alat Dan Bahan
Siap Digunakan, Patahkan Ampul Oksitosin Dan Masukkan Jarum Suntik Kedalam Bak
Partus, Simpan Nier Bekken Dan Bak Partus Depan Vulva.
2. Menyiapkan Diri
a.
Pakai Celemek Dan Lepaskan Perhiasan
b. Cuci Tangan Dibaeah
Air Mangalir, Keringkan Dengan Handuk Bersih.
c. Pakai Sarung
Tangan Pada Tangan Kanan.
d. Isap Oksitosin
Lanjutkan Pasang Sarung Tangan Kiri.
3.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin Baik.
- Lakukan Vulva Hygiene Dengan 4 Kapas.
- Periksa Dalam (Kesan Panggul), Bila Blm Pecah Lakukan Amniotomi, Cek Penumbungan Tali Pusat Dan Bagian Terkecil Dari Janin.
1. Langkah-langkah
pertolongan persalinan normal
1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral
1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender, kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke arah punggung. Periksa tali pusat, jika tali pusat melilit leher, coba untuk melepaskan lilitan tesebut melalui kepala janin.
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
6. Setelah bayi lahir seluruhnya,
angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan dan tangan lainnya
mengangkat bokog. Rendahkan posisi kepala bayi agar cairan / mukus dapat
keluar. Jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas
dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7. Keringkan bayi untuk mencegah
hipotermi, letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti bayi dan biarkan ibu
memeluk bayinya
8. Klem tali pusat dengan menggunakan
dua buah klem steril, jepitkan klem yang satu kurang lebih 3 cm dari ujung tali
pusat pada bayi dan klem yang lain sekitar 2 cm diatas klem yang pertama
9. Gunting tali pusat dilokasi antara
klem yang pertama dengan klem yang kedua. Biarkan klem yang kedua tetap pada tempatnya.
Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah klem yang pertama.
10.
Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
Setelah
bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan
sempurna
Setelah
tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Pada
bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk
ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus
hemolitik dan kern ikterus
11. Bayi diserahkan kepada petugas
untuk dirawat sebagaimana mestinya
12. Tunggu hingga plasenta terlepas dan
jangan menarik tali pusat. Anjurkan ibu untuk meneran untuk melahirkan
plasenta. Secara perlahan keluarkan membran plasenta dengan menggunakan gerakan
hingga plasenta terlepas. Letakkan plasenta pada baki kemudian periksa keutuhan
membran plasenta.
13. Ukur jumlah perdarahan di tahap II
14. periksa keadaan uterus, secara
perlahan lakukan pemijatan uterus dan peragakan pada ibu cara untuk melakukan
pemijatan uterus sendiri
15. Menjahit luka spontan atau luka
episiotomi
16. bersihkan area perineum dan gunakan
pembalut.
G.
Tahap-tahap persalinan
Persalinan dibagi dalam Kala yaitu :
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai
sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini terbgi dalam dua fase yeitu :
· Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
· Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi
yang lebih adekuat
Tanda
dan gejala :
- His
sudah adekuat
- Penipisan
dan pembukaan serviks sekurang 3cm
- Keluar
cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi
Tanda
dan gejala :
- Perineum menonjol
- Vulva dan anus membuka
- Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
- Kepala telah turun didasar panggul
3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala
IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.
H.
Penatalksanaan PEB
1. Pemeriksaan antenatal yang bermutu dan
teliti, mengenali tanda – tanda sedini mungkin (PER) supaya tidak menjadi berat
2. Harus selalu waspada kemungkinan
terjadinya pre eklampsi kalau ada faktor – faktor predisposisi
3. Berikan penjelasan tentang :
Manfaat istirahat dan tidur demi ketenangan yang dapat
mencegah PER menjadi PEB
Pentingnya mengatur diit rendah lemak serta
karbohidrat tinggi protein, kurangi garam karena garam dapat mencegah
terjadinya oedema dan dapat menurunkan berat badan
Suplementasi magnesium yang berpengaruh terhadap
pathogenesis pre – eklampsi dan persalinan pre term, juga dapat menjaga
kenaikan berat badan yang berlebihan
Suplementasi kalsium, defisiensi kalsium pada diit ibu
hamil meningkatkan resiko pre – eklampsi, kekurangan kalsium yang terlalu lama
akan menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot pembuluh darah maka akan
terjadi vasokontriksi dan meningkatkan tekanan dara
ASUHAN KEPERAWATAN
A . Pengkajian
1. aktivitas dan istirahat
*tekanan
darah lebih dari normal pada 0-12 minggu
*denyut
nadi meningkat 10-15x/menit
*murmur
sistolik dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
2.
Integritas
*memajukan
persepsi diri
*body
image rendah
3.
eliminasi
*perubahan
pada konsistensi dan frekuensi defekasi
*peningkatan
prekuensi berkemih
*peningkatan
berat jenis urine
*timbulnya
hemoroid
4.
keluhan utama
*kaji
adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan pada vagina berulang-ulang
5.
riwayat kesehatan
*riwayat
kesehatan sekarang
*riwayat
kesehatan masalalu
*
riwayat pembedahan
*riwayat
kesehatan keluarga
2. Diagnosa
1.Nyeri Akutberhubungan Dengan
Pembesaran Janin
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharafkan nyeri berkurang
Kriteria
hasil : pasien tidak mengeluh nyeri, skala nyeri dalam batas normal 2-3
Intervensi
|
rasionalisasi
|
a.
Berikan individu kesempatan untuk beristirahat
b.
Ajarkan tindakan infasif seperti relaksasi
c.
Kaji skala nyeri
|
a.
Meningkatkan relaksasi
b.
Menurunkan tekanan vaskular selebral
c.
Mengidentifikasi nyeri
|
2.
intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharafkan pasien dapat beraktifitas
seperti biasa
Kreteria
hasil : pasien dapat beraktifitas secara mandiri
intervensi
|
Rasional
|
a.
Kaji kemampuan aktifitas pasien
b.
Kaji TTV
c.
Ajarkan pasien mengubah posisi secara bertahap
|
a.
Mengetahui kemampuan aktifitas pasien
b.
Mengetahui perkembangan kesehatan pasien
c.
Menghindari lesi
|
3.
Resti Infeksi Berhubungan Dengan Luka Efisiotomi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharafkan pasien tidak mengalami infeksi
Kreteria hasil : agar tidak terjadi
infeksi
Intervensi
|
Rasional
|
a.
Kaji tanda gejala infeksi
b.
Perhatikan tindakan steril dan non steris
c.
Kolaborasi deengan tim medis dalam pemberian anti biotik
|
a.
Untuk mengetahui tanda infeksi
b.
Untuk mencegah tanda infeksi
c.
Untuk mengatasi /mencegah infeksi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar