LAPORAN PENDAHULUAN BAYI PREMATUR
A.
Pengertian
Bayi prematur menurut Manuaba
(1998) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur
menurut Jumiarni (1991) adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur
menurut Kosa M. Sachrin (1986) adalah bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum
37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir dianggap mempunyai masa gestasi
yang diperpendek.
Persalinan
prematur menurut
Prof. dr. Abdul
Bari Sarifudin (2002) adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari
37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat badan janin kurang dari 2500
gram.
B.
Etiologi
Prematuritas adalah penyebab
utama dari kematian perinatal di negara idiopatik, meskipun pada beberapa kasus
disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus, inkompetensia serviks dan kelainan
placenta (Chrisdiono M. Achadiat, 1995).
Etiologi
prematur menurut James R. (2002) adalah :
1. Demografi
a. Insidens
bertambah
1) Batas
usia teratas dan terbawah
Mungkin berkaitan dengan campuran
faktor lainnya.
2) Status
sosial ekonomi yang rendah
3) Prenatal
care yang tidak adekuat
4) Ras
Beberapa penelitian melaporkan
kenaikan dua kali lipat kulit hitam.
2. Gaya
hidup dan pekerjaan
a. Terbukti
menaikkan insidens
1) Merokok
2) Penggunaan
obat-obatan (drug ust)
b. Mungkin
insidens naik
1) Berdiri
terlalu lama
2) Kelelahan
kerja dan kerja terlalu lama
3) Kerja
berat mengangkat berat pada pasien yang mempunyai predisposisi melahirkan
prematur.
3. Riwayat
Reproduksi
Faktor utama dalam menetapkan
resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung.
4. Anomali
uterus
Lelomiomata pada uterus bisa juga
meningkatkan insidens partus prematurus.
5. Kenaikan
berat badan
Berat badan yang rendah atau
kenaikan berat badan yang sedikit bisa meningkatkan resiko.
6. Anemia
a. Alat
prediksi yang paling lemah.
b. Kemungkinan
berkaitan dengan faktor resiko lainnya.
7. Ukuran
uterus dan kelainan placenta
Uterus yang menggelembung (distended)
bisa memperbesar perbentukan junction.
a. Kehamilan
ganda
b. Polihramnnion
Menurut Manuaba,
IBG (1998) secara pasti penyebab prematuritas belum diketahui, tetapi ada
faktor yang dapat mendorong timbulnya
prematuritas adalah :
1. Faktor
ibu adalah meliputi :
a. Usia
dibawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
b. Penyakit
yang diderita ibu, misalnya pendarahan antepartum, trauma psikis, toksimia
gravidarum.
c. Multigravida
yang jarak kehamilannya terlalu dekat.
d. Keadaan
sosial ekonomi rendah
e. Ibu
perokok, peminum alkohol.
2. Faktor
janin adalah :
a. Kehamilan
ganda
b. Kelainan
kromosom
c. Infeksi
dalam kandungan
3. Faktor
lingkungan
a. Tempat
tinggal
b. Radiasi
c. Zat-zat
racun
C.
Patofisiologi
Dari etiologi faktor ibu, janin
dan lingkungan menurut Manuaba IBG, (1998) dapat menyebabkan gangguan utero
placenta sehingga terjadi insufisiensi plasenta yang dapat menyebabkan suplai
nutrisi dan O2 janin kurang dan mengakibatkan gangguan perubahan
intra uterin, maka timbullah prematur.
D.
Tanda atau Gejala bayi Prematur
Menurut Manuaba IBG (1998)
karakteristik bayi prematur adalah :
1. Berat
badan kurang dari 2500 gram
2. Panjang
badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar
kepala kurang dari 33 cm
4. Lingkar
dada kurang dari 30 cm
5. Kepala
lebih besar dari badan
6. Kulit
tipis transparan
7. Lanugo
(bulu-bulu) banyak terutama di dahi, pelipis dan telinga dan tangan.
8. Lemak
subkutan kurang.
9. Genetalia
belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita).
Pada laki-laki tester belum turun.
10. Rambut tipis, halus.
11. Tulang rawan di daun
telinga masih kurang sempurna.
12. Putting susu belum
terbentuk dengan baik.
13. Pergerakan kurang dan
lemah.
14. Banyak tidur, tangis
lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnae.
15. Reflek tonus lemah,
reflek menghisap dan menelan serta reflek batul belum sempurna.
16. Kulit tampak mengkilat
dan licin.
E.
Perawatan Bayi Prematur
Inkubator bukanlah benda yang
memiliki sifat-sifat magis, inkubator tidak boleh menjadi penghalang antara
bayi dengan ibunya.
Selagi bayi
berada dalam inkubator, ia dapat dilihat dengan jelas dan diawasi tanpa
terganggu. Jika perlu, udara hangat yang lembab atau zat asam dapat dimasukkan
ke dalam inkubator. Bayi dijaga agar tetap hangat, ia harus berada dalam suhu
ideal sesuai untuk tubuhnya. Perawatan intensif dapat diberikan kepala bayi, ia
juga dapat dirawat dalam lingkungan yang ideal tanpa alat atau kabel-kabel.
Dasar inkubator
adalah lemari logam yang terdiri atas roda. Inkubator dapat dimasuki dari dua
arah, berbagai keperluan bayi umpamanya popok, kapas, handuk dan lain
sebagainya dismpan dalam almari, bagian atas lemari tersebut kipas angin
sederhana dan sistem pernapasan serta panel pengontrol terdapat inkubator yakni
kotak perspek yang besar.
Dalam inkubator,
bayi terlentang di atas meja kecil yang kedua ujungnya dapat dinaikkan atau
diratakan. Bayi tidur di atas kasur atau selimut biasa atau selimut kulit
kambing. Bayi dapat ditempatkan dalam inkubator selama beberapa hari,
berminggu-minggu, ini tergantung pada ukuran kematangan, dan keadaan fisik
bayi.
Pada periode
inisial yakni setelah bayi dimasukkan ke dalam UPKB atau ketika bayi prematur
dalam keadaan telanjang. Selagi ia dalam inkubator atau dihangatkan dengan
penghangat sinar, sang bayi akan tetap hangat dan nyaman. Anggota staf dapat
mengobservasi dan merawat bayi tanpa menganggunya. Melihat bayi dalam keadaan
telanjang dan dibiarkan terlentang dalam inkubator dapat menimbulkan rasa
kecut.
Bayi prematur
yang tinggal di UPKB pertama akan dirawat dalam inkubator. Kemudian akan
dipindahkan ke tempat tidur yang dihangatkan dan kemudian baru ditempatkan
dalam tempat tidur bayi biasa.
Perawatan harian
atas bayi ditentukan oleh keadaan bayi, jumlah orang yang boleh dilibatkan
dalam perawatan berorientasi keluarga, serta kebijakan yang digariskan oleh
UPKB. Mencuci dan dilakukan bayi tiap hari jika perlu, beberapa jenis peralatan
yang diganti tiap hari. Membersihkan mata, merawat mulut, serta mengganti popok
dilakukan beberapa kali dalam sehari, orang tua dianjurkan melakukan pekerjaan
jika keadaan mengizinkan.
Bayi prematur
mulanya diberikan makanan dalam frekuensi yang tinggi, yakni sedikit makanan
diberikan tiap jam kepadanya, kemudian diubah menjadi tiap 2 jam dan
selanjutnya setiap tiga jam. Jika bayi sudah cukup kuat, penyusuan oleh ibu
atau dengan botol diberikan atas permintaan bayi. Perawat yang bertugas
menghitung semua makanan yang masuk ke dalam tubuh bayi. Jumlah makanan yang
boleh dimasukkan ditentukan oleh peningkatan berat badan, jenis susu yang
diberikan dan toleransi bayi terhadapnya (Tjokronegoro, 1997).
Beberapa UPKB
mengizinkan bayi untuk dibawa pulang setelah berat badan mencapai suatu titik
tertentu, biasanya 2.040 gram atau 2.270 gram. Dengan memperhatikan gambaran
klinik dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka
perawatan dan pengawasan bayi prematur ditujukan pada pengaturan panas badan,
pemberian makanan bayi, dalam menghindari infeksi menurut Manuaba (1998) adalah
:
1. Pengaturan
suhu badan bayi prematuritas / BBLR
Bayi prematuritas akan cepat
kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas
badan belum berfungsi dengan baik. Metabolismenya rendah dan permukaan badan
relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila belum
memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya
diperhatikan.
2. Makanan
Bayi Prematur
Alat pencernaan bayi prematur
masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang. Sedangkan
kebutuhan protein 3 sampai 5 gram/kg BB dan kalori 110 kalori/kg BB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkatkan, pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah
lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung.
Reflek
menghisap masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit
tetapi frekuensinya lebih sering.
ASI merupakan makanan
yang paling utama sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor
menghisapnya kurang, maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan dengan memasang sonde menuju lambung, permulaan cairan yang
diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kg BB/hari.
3. Menghindari
infeksi
Bayi prematur mudah sekali
terkena infeksi, karena daya tahan dari tubuh masih lemah, kemampuan
leukosit masih kurang, pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu
upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan atenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematur, dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
Perawatan bayi
prematur adalah memenuhi kebutuhannya yang dirumuskan sederhana, yaitu :
1. Pengaturan
suhu lingkungan menurut Muchtar (1998)
Bayi prematur dimasukkan ke dalam
inkubator dengan suhu yang sesuai dengan berat badan bayi. Berat badan di bawah
2000 gram 35oC, berat badan 2000-2500 gram 34oC. Suhu
inkubator diturunkan 1oC setiap minggu sampai dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 21-27oC, kelembaban
inkubator sekitar 50-60%, penanganannya baru lahir langsung keringkan dengan
handuk hangat, beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi dapat
dengan dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit.
2. Oksigenasi
Pemberian O2 untuk
bayi premature harus dikendalikan dengan seksama, karena konsentrasi yang
tinggi dalam masa panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan pada jaringan
retina bayi, sehingga menimbulkan kebutaan, konsentrasi O2 yang
dianjurkan adalah sekitar 20-35%, hal ini dapat dicapai dengan memberikan O2
dengan kecepatan 2 L/menit.
3. Nutrisi
menurut Sachrin M. Rossa
ASI adalah nutrisi terbaik untuk
bayi prematur, karena ASI lebih mudah dicerna serta mencegah timbul infeksi.
Jika bayi tidak mendapatkan ASI, dapat diberikan susu formula yang komposisinya
mendekati ASI.
Jika bayi belum mampu menghisap menelan/bayi
mengalami sianosis ketika minum melalui botol dengan diberikan makanan melalui
sonde lambung. Untuk pemberian makanan pada bayi prematur hingga gestasi 34
minggu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Kebutuhan
Nutrisi Bayi Prematur
Berdasarkan Usia
No
|
Hari
|
Jumlah MI/kg BB
|
Ket
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
50-65
100
125
150
160
175
200
225
-
-
-
130
|
Sumber : Penanganan mutakhir bayi
prematur menurut Monintja E. Hans, 1997.
Pemberian makanan menurut Sachrin
M. Rosa (1986) :
Minggu I : Kebutuhan metabolik
penyesuaian terhadap pasca natal karena simpanan glikogen digunakan sebagai
sumber utama dari energi, sedangkan pemberian makanan diberikan setiap 2 jam 5
cc. Kemudian dinaikkan terus setiap 12 jam sampai mencapai jumlah yang
diinginkan.
Minggu II : Kebutuhan metabolik
meningkat cepat, dalam kebutuhan kalori ± 90-165 / 0,36-0,60 mg/kg/hari.
Pemberian makanan setiap 2 jam sekali sehingga bayi mencapai 36 minggu.
4. Psikososial
Ikatan dengan orang tua dan
perilaku perawatan berperan sangat penting pada kesehatan fisik, psikologis dan
emosional, akhirnya pengaruh ini akan memberi efek kesejahteraan bayi itu di
masa dewasa. Sedang diberi pernapasan dengan ventilator, hubungan antara ibu
dan bayi beranjak lebih kuat jika si ibu memegang dan mengajaknya berbicara
seperti layaknya bayi sehat. Bayi akan merasa aman dibalik pakaian si ibu tepat
di sisi payudaranya.
2.2.
Lamanya Perawatan
Secara prinsip, semua rumah sakit
di tanah air sudah bisa merawat bayi dengan BBLR kecuali yang disertai
ketidakmatangan organ-organ vital seperti paru-paru dan jantung yang hanya
dapat ditangani oleh rumah sakit dengan fasilitas NICU (Neonatal Intensive
Care Unit). Ruang NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi baru
lahir yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan
mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. NICU sendiri merupakan
sarana terdapat pada level perawatan 3.
Untuk diketahui,
level perawatan pasien di rumah sakit dibagi tiga bagian. Level 1 merupakan
perawatan biasa, pasien dirawat di ruang atau kamar biasa dan tidak memerlukan
alat atau fasilitas khusus. Pada level 2, ruang perawatan memerlukan monitor
dan inkubator. Sedangkan di level 3, selain monitor dan inkubator, ruangan juga
mesti difasilitasi ventilator. Monitor berfungsi untuk mengontrol detak jantung
dan otak. Sedangkan ventilator untuk membantu sistem pernapasan. Bayi BBLR
umumnya dirawat di level 2 dan 3. Dokter anak khususnya bagian perinatologi
sangat berperan dalam perawatan dan pengobatan kasus-kasus seperti ini.
Soal lamanya
waktu perawatan pasien bayi dengan BBLR tentu tergantung kasus. Namun biasanya
mereka diperbolehkan pulang jika sudah mendekati tanggal kelahiran idealnya.
Contoh bayi yang dilahirkan 6 minggu lebih dini dari seharusnya, biasanya mesti
menjalani perawatan di rumah sakit kurang lebih 4 minggu, atau lebih cepat dua
minggu dari kelahiran idealnya. Pertimbangan lainnya, bayi akan dipulangkan
jika kondisi tubuhnya sudah stabil, organ-organ vitalnya sudah berfungsi baik,
dan berbagai resiko yang mengancam sudah bisa dihindari. Salah satu
indikatornya adalah kemampuan bayi untuk mengisap atau buang air besar dan
kecil sudah baik.
Oleh sebab itu
pemulangan paksa pasien bayi dengan BBLR oleh orang tua/keluarga sangat tidak
disarankan karena ia dapat mengalami berbagai resiko kesehatan, seperti
infeksi, gagal napas, gagal jantung dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar