Jumat, 17 Oktober 2014



LAPORAN PENDAHULUAN BAYI PREMATUR


A.              Pengertian
Bayi prematur menurut Manuaba (1998) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur menurut Jumiarni (1991) adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.
Bayi prematur menurut Kosa M. Sachrin (1986) adalah bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir dianggap mempunyai masa gestasi yang diperpendek.
Persalinan prematur menurut
Prof. dr. Abdul Bari Sarifudin (2002) adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat badan janin kurang dari 2500 gram.

B.              Etiologi
Prematuritas adalah penyebab utama dari kematian perinatal di negara idiopatik, meskipun pada beberapa kasus disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus, inkompetensia serviks dan kelainan placenta (Chrisdiono M. Achadiat, 1995).
Etiologi prematur menurut James R. (2002) adalah :
1.      Demografi
a.      Insidens bertambah
1)      Batas usia teratas dan terbawah
Mungkin berkaitan dengan campuran faktor lainnya.
2)      Status sosial ekonomi yang rendah
3)      Prenatal care yang tidak adekuat
4)      Ras
Beberapa penelitian melaporkan kenaikan dua kali lipat kulit hitam.
2.      Gaya hidup dan pekerjaan
a.      Terbukti menaikkan insidens
1)      Merokok
2)      Penggunaan obat-obatan (drug ust)
b.      Mungkin insidens naik
1)      Berdiri terlalu lama
2)      Kelelahan kerja dan kerja terlalu lama
3)      Kerja berat mengangkat berat pada pasien yang mempunyai predisposisi melahirkan prematur.
3.      Riwayat Reproduksi
Faktor utama dalam menetapkan resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung.
4.      Anomali uterus
Lelomiomata pada uterus bisa juga meningkatkan insidens partus prematurus.
5.      Kenaikan berat badan
Berat badan yang rendah atau kenaikan berat badan yang sedikit bisa meningkatkan resiko.
6.      Anemia
a.      Alat prediksi yang paling lemah.
b.      Kemungkinan berkaitan dengan faktor resiko lainnya.
7.      Ukuran uterus dan kelainan placenta
Uterus yang menggelembung (distended) bisa memperbesar perbentukan junction.
a.      Kehamilan ganda
b.      Polihramnnion
Menurut Manuaba, IBG (1998) secara pasti penyebab prematuritas belum diketahui, tetapi ada faktor yang dapat mendorong timbulnya prematuritas      adalah :
1.      Faktor ibu adalah meliputi :
a.      Usia dibawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
b.      Penyakit yang diderita ibu, misalnya pendarahan antepartum, trauma psikis, toksimia gravidarum.
c.       Multigravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat.
d.      Keadaan sosial ekonomi rendah
e.      Ibu perokok, peminum alkohol.
2.      Faktor janin adalah :
a.      Kehamilan ganda
b.      Kelainan kromosom
c.       Infeksi dalam kandungan
3.      Faktor lingkungan
a.      Tempat tinggal
b.      Radiasi
c.       Zat-zat racun

C.              Patofisiologi
Dari etiologi faktor ibu, janin dan lingkungan menurut Manuaba IBG, (1998) dapat menyebabkan gangguan utero placenta sehingga terjadi insufisiensi plasenta yang dapat menyebabkan suplai nutrisi dan O2 janin kurang dan mengakibatkan gangguan perubahan intra uterin, maka timbullah prematur.

D.              Tanda atau Gejala bayi Prematur
Menurut Manuaba IBG (1998) karakteristik bayi prematur adalah :
1.      Berat badan kurang dari 2500 gram
2.      Panjang badan kurang dari 45 cm
3.      Lingkar kepala kurang dari 33 cm
4.      Lingkar dada kurang dari 30 cm
5.      Kepala lebih besar dari badan
6.      Kulit tipis transparan
7.      Lanugo (bulu-bulu) banyak terutama di dahi, pelipis dan telinga dan tangan.
8.      Lemak subkutan kurang.
9.      Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita). Pada laki-laki tester belum turun.
10.  Rambut tipis, halus.
11.  Tulang rawan di daun telinga masih kurang sempurna.
12.  Putting susu belum terbentuk dengan baik.
13.  Pergerakan kurang dan lemah.
14.  Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnae.
15.  Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batul belum sempurna.
16.  Kulit tampak mengkilat dan licin.

E.               Perawatan Bayi Prematur
Inkubator bukanlah benda yang memiliki sifat-sifat magis, inkubator tidak boleh menjadi penghalang antara bayi dengan ibunya.
Selagi bayi berada dalam inkubator, ia dapat dilihat dengan jelas dan diawasi tanpa terganggu. Jika perlu, udara hangat yang lembab atau zat asam dapat dimasukkan ke dalam inkubator. Bayi dijaga agar tetap hangat, ia harus berada dalam suhu ideal sesuai untuk tubuhnya. Perawatan intensif dapat diberikan kepala bayi, ia juga dapat dirawat dalam lingkungan yang ideal tanpa alat atau kabel-kabel.
Dasar inkubator adalah lemari logam yang terdiri atas roda. Inkubator dapat dimasuki dari dua arah, berbagai keperluan bayi umpamanya popok, kapas, handuk dan lain sebagainya dismpan dalam almari, bagian atas lemari tersebut kipas angin sederhana dan sistem pernapasan serta panel pengontrol terdapat inkubator yakni kotak perspek yang besar.
Dalam inkubator, bayi terlentang di atas meja kecil yang kedua ujungnya dapat dinaikkan atau diratakan. Bayi tidur di atas kasur atau selimut biasa atau selimut kulit kambing. Bayi dapat ditempatkan dalam inkubator selama beberapa hari, berminggu-minggu, ini tergantung pada ukuran kematangan, dan keadaan fisik bayi.
Pada periode inisial yakni setelah bayi dimasukkan ke dalam UPKB atau ketika bayi prematur dalam keadaan telanjang. Selagi ia dalam inkubator atau dihangatkan dengan penghangat sinar, sang bayi akan tetap hangat dan nyaman. Anggota staf dapat mengobservasi dan merawat bayi tanpa menganggunya. Melihat bayi dalam keadaan telanjang dan dibiarkan terlentang dalam inkubator dapat menimbulkan rasa kecut.
Bayi prematur yang tinggal di UPKB pertama akan dirawat dalam inkubator. Kemudian akan dipindahkan ke tempat tidur yang dihangatkan dan kemudian baru ditempatkan dalam tempat tidur bayi biasa.
Perawatan harian atas bayi ditentukan oleh keadaan bayi, jumlah orang yang boleh dilibatkan dalam perawatan berorientasi keluarga, serta kebijakan yang digariskan oleh UPKB. Mencuci dan dilakukan bayi tiap hari jika perlu, beberapa jenis peralatan yang diganti tiap hari. Membersihkan mata, merawat mulut, serta mengganti popok dilakukan beberapa kali dalam sehari, orang tua dianjurkan melakukan pekerjaan jika keadaan mengizinkan.
Bayi prematur mulanya diberikan makanan dalam frekuensi yang tinggi, yakni sedikit makanan diberikan tiap jam kepadanya, kemudian diubah menjadi tiap 2 jam dan selanjutnya setiap tiga jam. Jika bayi sudah cukup kuat, penyusuan oleh ibu atau dengan botol diberikan atas permintaan bayi. Perawat yang bertugas menghitung semua makanan yang masuk ke dalam tubuh bayi. Jumlah makanan yang boleh dimasukkan ditentukan oleh peningkatan berat badan, jenis susu yang diberikan dan toleransi bayi terhadapnya (Tjokronegoro, 1997).
Beberapa UPKB mengizinkan bayi untuk dibawa pulang setelah berat badan mencapai suatu titik tertentu, biasanya 2.040 gram atau 2.270 gram. Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka perawatan dan pengawasan bayi prematur ditujukan pada pengaturan panas badan, pemberian makanan bayi, dalam menghindari infeksi menurut Manuaba (1998) adalah :
1.      Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR
Bayi prematuritas akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik. Metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya diperhatikan.
2.      Makanan Bayi Prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gram/kg BB dan kalori 110 kalori/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkatkan, pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung.
Reflek menghisap masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi frekuensinya lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang, maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan dengan memasang sonde menuju lambung, permulaan cairan yang diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.
3.      Menghindari infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan dari tubuh  masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan atenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematur, dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
Perawatan bayi prematur adalah memenuhi kebutuhannya yang dirumuskan sederhana, yaitu :
1.      Pengaturan suhu lingkungan menurut Muchtar (1998)
Bayi prematur dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu yang sesuai dengan berat badan bayi. Berat badan di bawah 2000 gram 35oC, berat badan 2000-2500 gram 34oC. Suhu inkubator diturunkan  1oC setiap minggu sampai dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 21-27oC, kelembaban inkubator sekitar 50-60%, penanganannya baru lahir langsung keringkan dengan handuk hangat, beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi dapat dengan dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit.
2.      Oksigenasi
Pemberian O2 untuk bayi premature harus dikendalikan dengan seksama, karena konsentrasi yang tinggi dalam masa panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan pada jaringan retina bayi, sehingga menimbulkan kebutaan, konsentrasi O2 yang dianjurkan adalah sekitar 20-35%, hal ini dapat dicapai dengan memberikan O2 dengan kecepatan 2 L/menit.
3.      Nutrisi menurut Sachrin M. Rossa
ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi prematur, karena ASI lebih mudah dicerna serta mencegah timbul infeksi. Jika bayi tidak mendapatkan ASI, dapat diberikan susu formula yang komposisinya mendekati ASI.
Jika bayi belum mampu menghisap menelan/bayi mengalami sianosis ketika minum melalui botol dengan diberikan makanan melalui sonde lambung. Untuk pemberian makanan pada bayi prematur hingga gestasi 34 minggu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Tabel 2.1. Kebutuhan Nutrisi Bayi Prematur
Berdasarkan Usia
No
Hari
Jumlah MI/kg BB
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
50-65
100
125
150
160
175
200
225
-
-
-
130

Sumber : Penanganan mutakhir bayi prematur menurut Monintja E. Hans, 1997.

Pemberian makanan menurut Sachrin M. Rosa (1986) :
Minggu I : Kebutuhan metabolik penyesuaian terhadap pasca natal karena simpanan glikogen digunakan sebagai sumber utama dari energi, sedangkan pemberian makanan diberikan setiap 2 jam 5 cc. Kemudian dinaikkan terus setiap 12 jam sampai mencapai jumlah yang diinginkan.
Minggu II : Kebutuhan metabolik meningkat cepat, dalam kebutuhan kalori ± 90-165  / 0,36-0,60 mg/kg/hari. Pemberian makanan setiap 2 jam sekali sehingga bayi mencapai 36 minggu.
4.      Psikososial
Ikatan dengan orang tua dan perilaku perawatan berperan sangat penting pada kesehatan fisik, psikologis dan emosional, akhirnya pengaruh ini akan memberi efek kesejahteraan bayi itu di masa dewasa. Sedang diberi pernapasan dengan ventilator, hubungan antara ibu dan bayi beranjak lebih kuat jika si ibu memegang dan mengajaknya berbicara seperti layaknya bayi sehat. Bayi akan merasa aman dibalik pakaian si ibu tepat di sisi payudaranya.

2.2.   Lamanya Perawatan
Secara prinsip, semua rumah sakit di tanah air sudah bisa merawat bayi dengan BBLR kecuali yang disertai ketidakmatangan organ-organ vital seperti paru-paru dan jantung yang hanya dapat ditangani oleh rumah sakit dengan fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Ruang NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. NICU sendiri merupakan sarana  terdapat pada level perawatan 3.
Untuk diketahui, level perawatan pasien di rumah sakit dibagi tiga bagian. Level 1 merupakan perawatan biasa, pasien dirawat di ruang atau kamar biasa dan tidak memerlukan alat atau fasilitas khusus. Pada level 2, ruang perawatan memerlukan monitor dan inkubator. Sedangkan di level 3, selain monitor dan inkubator, ruangan juga mesti difasilitasi ventilator. Monitor berfungsi untuk mengontrol detak jantung dan otak. Sedangkan ventilator untuk membantu sistem pernapasan. Bayi BBLR umumnya dirawat di level 2 dan 3. Dokter anak khususnya bagian perinatologi sangat berperan dalam perawatan dan pengobatan kasus-kasus seperti ini.
Soal lamanya waktu perawatan pasien bayi dengan BBLR tentu tergantung kasus. Namun biasanya mereka diperbolehkan pulang jika sudah mendekati tanggal kelahiran idealnya. Contoh bayi yang dilahirkan 6 minggu lebih dini dari seharusnya, biasanya mesti menjalani perawatan di rumah sakit kurang lebih 4 minggu, atau lebih cepat dua minggu dari kelahiran idealnya. Pertimbangan lainnya, bayi akan dipulangkan jika kondisi tubuhnya sudah stabil, organ-organ vitalnya sudah berfungsi baik, dan berbagai resiko yang mengancam sudah bisa dihindari. Salah satu indikatornya adalah kemampuan bayi untuk mengisap atau buang air besar dan kecil sudah baik.
Oleh sebab itu pemulangan paksa pasien bayi dengan BBLR oleh orang tua/keluarga sangat tidak disarankan karena ia dapat mengalami berbagai resiko kesehatan, seperti infeksi, gagal napas, gagal jantung dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar